Sebuah gebrakan baru dalam hal teknologi jaringan dimulai di Asia Timur. Tiga negara, Jepang, Korea Selatan, dan China, sudah bersiap menerapkan teknologi 5G di tahun 2020.
Padahal, hingga kini teknologi terbaru dengan nama 4G belum sepenuhnya tersebar merata di dunia. Di Indonesia misalnya, 4G baru bisa dirasakan di Jakarta dan sekitarnya lewat layanan yang disediakan oleh Internux.
Parahnya, di lokasi yang masih terbatas itu pun teknologi 4G LTE ini juga belum bekerja maksimal. Ternyata Internux kurang siap mendapatkan banyak pelanggan, terbukti layanannya jadi lelet.
Bolt sendiri menggelar layanan di wilayah Jabodetabek dengan teknologi TD LTE di frekuensi 2,3GHz. Layanan koneksi Bolt sendiri saat ini dirasa belum maksimal mengingat keterbatasan BTS yang membuat kecepatan Bolt dengan teknologi LTE yang seharusnya di atas 100Mbps.
Dengan kondisi seperti ini, maka sepertinya agak berat bagi teknologi 4G untuk berkembang di daerah lain di Indonesia. Terlebih, baru ada satu operator yang berani menerapkan jaringan ini di Indonesia.
Melihat hal ini, kemungkinan penerapan 5G di Indonesia tidak akan secepat di tiga negara Asia Timur tersebut. Apalagi, dibutuhkan biaya tidak sedikit untuk membangun teknologi 5G.
Sebagai contoh, Korea Selatan saja menggelontorkan dana sebesar USD 1,5 miliar atau setara Rp 18,3 triliun hingga 2020 guna meloloskan pembangunan jaringan 5G. Rencananya, dana ini akan diberikan pada beberapa perusahaan teknologi lokal yang siap membangun jaringan tersebut.
Sekarang, tinggal menunggu niatan dari stakeholder telekomunikasi dalam negeri saja untuk membangun teknologi jaringan di Indonesia. Jika ada niatan, bisa saja Indonesia termasuk di antara salah satu negara yang juga menerapkan 5G di 2020.